Untukmu Panglima Viking
Selamat jalan wahai panglima Viking
Untuk terakhir kalinya
Memandang wajah penuh dengan cinta
Tenang dan damai
Melepaskanmu selama-lamanya
Menghadap kudrat ilahi robbi
Sedih rasanya teriris sembilu
Sendu pilu mengharu qolbu
Walau kami menatap
Tak kuasa kami mengelak
Atas kuasa kudrat dan kehendakmu
Ya Allah yang maha pengampun
Maha pengasih dan maha penyayang
Kami bersimpuh tawaddu' dihadapanmu
Kami panjatkan do'a kehadiratmu
Bagi almarhum yang kami tunai
Takkan pernah putus dari nurani kami
Cinta dan kasih-mu
Amin Ya Rabbalalamin 
Persib bandung
Jumat, 20 Februari 2015
Obituari Ayi Beutik, Sang Panglima Viking Persib Club
"Jika menghitung untung-rugi, dukungan tak murni lagi" - Ayi Beutik
Duel antara Persib Bandung dan Persija Jakarta baru dimulai, Bobotoh yang tidak kebagian tiket masuk stadion Siliwangi Bandung mulai berulah, mencoba memaksa masuk untuk menyaksikan pertarungan klasik sarat gengsi Indonesia Super League (ISL).
Magnet pertandingan ini memang luar biasa, Siliwangi tak kuasa menampung puluhan ribu Bobotoh yang datang berbondong-bondong dari segala penjuru Jawa Barat dan pada akhirnya pintu itu pun jebol hingga bentrokan antara suporter dan pihak keamanan tidak bisa dihindari.
Situasi semakin memanas, sejumlah wartawan foto yang mencoba mengabadikan peristiwa turut menjadi korban. Tidak lama seorang petugas datang menghampiri area tengah tribun Timur, meminta Beutik membantu turun tangan langsung menetralkan situasi. Dengan gaya rambut eksentrik plus coretan berwarna biru di area mata, Beutik berjalan menuju tempat keributan dan tidak butuh lama, massa yang mencoba merangsek ke dalam area stadion mundur. Situasi terkendali dan laga kemudian berlanjut.
20 Juli 2008, Maung kontra Macan di Siliwangi dimenangkan tim tamu dengan skor 3-2. Akhir dari duel ini tidak mulus memang, karena kerusuhan suporter tetap mewarnai namun sekelumit cerita di atas sedikit banyak bisa mewakili betapa sang panglima begitu dihormati dan disegani pasukannya.
Persib Juara, Mang Ayi Beutik!
Tadi malam, ketika Persib Bandung akhirnya keluar sebagai juara Indonesia Super League, setelah mengalahkan Persipura, label rekaman Grimloc di Bandung langsung mengirim mention kepada almarhum Ayi Beutik, Sang Panglima Viking: “Mang @AyiBeutik_Asli, Persib juara mang!”
Terlalu sulit untuk tidak sentimentil ketika membaca twit itu. Air mata saya nyaris tumpah saat membacanya. Ayi Beutik adalah salah satu sosok langka dalam persepakbolaan negeri ini. Bagi Persib, ia bukan sekadar legenda, ia adalah epos.
Nyaris semua cerita hidup Ayi adalah tentang Persib. Ketika ia mendirikan Viking Persib Club pada tahun 1993, Ayi seolah sudah menuliskan takdirnya sendiri untuk mati demi Persib. Bukan sesuatu yang berlebihan, sebab pada akhir hayatnya 9 Agustus 2014 lalu, Ayi masih memegang teguh apa yang ia yakini itu.
Menjadi suporter klub lokal di negeri yang persepakbolaannya begitu despotik seperti Indonesia sejatinya adalah perlawanan terhadap nihilisme. Anda bukan hanya butuh pengorbanan yang utuh, tetapi juga mental kokoh untuk memahami situasi di mana klub yang Anda dukung bisa jadi adalah korban mafia perjudian atau menjadi alat politik. Atau malah lebih parah: klub Anda sendiri yang merupakan pelakunya. Ayi paham betul hal itu. Tetapi ia tak sudi mengendurkan hasratnya.
Ayi Beutik lantas memilih mantap untuk tidak pernah sudi berkompromi dengan politik. Ia akan dengan mudah tinggi hati ketika Viking diseret ke dalam pusaran politik praktis. Baginya, politik dan politisi adalah daging busuk yang layaknya dibuang ke tempat sampah. Kompromi dengan mereka hanyalah membiarkan diri mati pelan-pelan.
Sikap anti komprominya bisa jadi tak selamanya tepat. Misalnya ketika ia dengan tegas menyebut bahwa permusuhan antara Viking dengan The Jak harus terus dipelihara, justru di saat resolusi perdamaian antar kedua kelompok suporter itu tengah dirancang. Ia bahkan dengan enteng menolak undangan Sutiyoso ke Jakarta, Gubernur DKI kala itu, untuk membicarakan resolusi.
Alasan yang dikatakan Ayi pun cenderung “sepele”: “Sepak bola memang seperti itu, biarkan saja.”
Ayi memang dilahirkan sebagai manusia merdeka. Ia bukan pelacur intelektual yang baru akan diam jika disumpal fulus oleh penguasa. Misi kehidupan Ayi seolah hanya untuk Persib Bandung. Bahkan kedua anaknya pun diberi nama “Jayalah Persibku” dan “Usap Perning” (sebutan untuk Persib di tahun 80-an).
Tidak banyak orang “gila” seperti Ayi dalam sejarah sepak bola.
Bagi Ayi, sepak bola memang bukan urusan materi. Sejak awal, ia mempersetankan hal itu dan lebih memilih untuk memanjat pagar tribun setiap Persib bermain, bernyanyi kesetanan, atau berkelahi dengan suporter lawan. “Kalau tak pakai hati, tidak akan lama (mendukung klub). Apalagi kalau sudah menghitung untung-rugi, dukungan tak murni lagi,” katanya.
Anda bisa saja menudingnya sebagai suporter fanatik yang sudah menjerumuskan banyak anak muda Bandung ke dalam kedegilan yang sama dengannya. Tapi apa yang dilakukan Ayi Beutik hanyalah ketulusan otentik. Membicarakan Ayi Beutik adalah perkara mengaburkan batasan antara cinta buta dan fanatisme, kedegilan dan kemurnian, moralitas dan iman.
Rasanya tidak berlebihan jika menyebut Ayi Beutik adalah representasi nyata dari apa yang dikatakan Bill Shankly: “Someone said to me ‘To you football is a matter of life or death!’ and I said ‘Listen, it’s more important than that’.”
Sepak bola memang bukan sekadar urusan hidup dan mati baginya, tetapi lebih dari itu: sepak bola adalah harga diri.
Saya tak mengerti bagaimana harus memungkasi tulisan ini. Pikiran saya hanya berkelana jauh tak tentu arah, membayangkan wajah Mang Ayi—yang tak pernah sekalipun saya lihat langsung itu—tengah tersenyum sambil menyeka air matanya, atau mungkin malah jejingkrakan bersama rombongan malaikat di akhirat—yang ikut menyanyikan hymne Persib Bandung. Saya tak tahu. Tak pernah tahu.
Yang mungkin saya tahu, dan semoga ini tidak klise: dalam setiap sejarah Persib, akan selalu ada nama Ayi Beutik. Selamat juara, Mang Ayi! Selamat, Panglima!
Jayalah Persibku Anak Panglima Viking yang Selalu Dibawa Menonton di Stadion
Panglima Viking Persib Fans Club, Ayi Suparman alias Ayi Beutik, meninggalkan dua orang anak. Salah satunya Jayalah Persibku. Pentolan Viking itu meninggal di RS Advent, Bandung, Sabtu (9/8/2014) pukul 13.00.
Namanya diberikan Ayi kepada anaknya karena kecintaannya pada Persib Bandung. Saat ditemui di ruang ICU RS Advent, Jaya masih menyisakan senyum setelah beberapa jam sebelumnya tak kuasa membendung air mata melepas kepergian bapaknya. "Saya nangis kok tadi. Sekarang sudah enggak," kata Jaya seraya tersenyum.Selama ini, dalam setiap laga kandang Persib, Ayi selalu membawa anak pertamanya ke stadion.
"Saya mulai diajak nonton Persib sejak kelas 5 SD. Pertama kali nonton di Stadion Siliwangi. Selama ini saya suka nonton Persib sama bapak," kata Jaya.
Seiring dengan kematian bapaknya, Jaya mengaku belum tahu apakah dirinya kembali akan menonton Persib di stadion dalam laga kandang.
"Kalau bapak sudah enggak ada, enggak tahu apa akan nonton Persib lagi di stadion atau tidak. Mungkin nonton di rumah saja," ujar Jaya.(men)
Ayi Beutik, Sang Panglima Viking dari Timur
Siapa yang tak kenal Ayi Beutik ? Terutama
para pecinta sepak bola di Bandung. Betapa tidak, pria yang bernama asli
Ayi Suparman ini merupakan salah seorang pendiri dan pimpinan tertinggi
Viking Persib Club (VPC), yaitu sebuah perkumpulan suporter klub sepak
bola asal Kota Bandung, Persib. Para suporter yang lebih dikenal dengan
sebutan “bobotoh” ini terkenal fanatik dan rela melakukan tindakan
anarkis demi membela tim kesayangannya.
Ada orang yang bertanya mengapa nama Ayi
Suparman diubah menjadi Ayi Beutik. Ternyata jawabannya sangat
sederhana. Konon ketika dia masih kecil, ada bapak-bapak yang bertubuh
tinggi besar. Ketika dia beranjak dewasa tubuhnya seperti bapak-bapak
tersebut sehingga dipanggil Beutik. Sejak saat itulah orang lebih
mengenalnya sebagai Ayi Beutik.
Dalam setiap pertandingan Persib, Ayi Beutik
selalu berada di garda terdepan dalam memimpin para bobotoh untuk
mendukung tim kesayangannya. Sosoknya pemberani dan sangat disegani baik
oleh lawan maupun kawan. Kecintaannya terhadap persib tidak perlu
diragukan lagi. Dia rela ditahan demi membela kelakuan anggotanya yang
terkadang kelewat batas sehingga melakukan tindakan kriminal yang
merugikan orang lain. Oleh sebab itu dia mendapat julukan sebagai
Panglima Viking oleh bobotoh Persib.
Bapak para bobotoh ini yang selama hidupnya
belum pernah sekalipun membeli tiket untuk menonton setiap pertandingan
sepakbola. Dia selalu punya caranya sendiri untuk bisa menonton,
misalnya dengan cara memanjat tembok. Apapun dilakukannya demi sepak
bola. Dalam mendukung timnya, dia selalu berpenampilan nyentrik termasuk
model rambutnya meniru gaya Indian Mohawk. Ciri khas lainnya adalah
teriakan-teriaknnya yang membuat suasana stadion menjadi semakin hidup.
Pria kelahiran 1968 yang memiliki hobi
menonton sepak bola, musik dan memanjat tebing ini merupakan lulusan
Jurusan Geodesi, Institut Teknologi Bandung (ITB). Sesuai dengan background
keilmuannya, dia bekerja di sebuah perusahaan Konsultan Asing pada
bagian pemetaan. Oleh sebab itu tidak heran jika dia sangat mengenal
berbagai daerah di Indonesia.
Ayi Beutik menikah dengan Nia Dasmawati,
seorang guru SD yang sangat dicintainya pada usia 37 tahun. Pernikahan
mereka membuahkan dua orang anak yang diberi nama Jayalah Persibku dan
Usab Perning. Nama yang unik tersebut diberikan pada kedua anaknya
sebagai bukti kecintaannya terhadap Persib.
A. Asal Mula Nama Viking
Siapa yang tidak mengenal nama Viking ? Banyak
orang mengenal Viking sebagai bangsa yang kuat dan brutal. Ciri khas
tentara Viking adalah bertubuh besar tinggi, bertubuh kekar, berambut
panjang, brewokan (berkumis dan berjanggut lebat) disertai tatapan mata
yang tajam dan berwajah bringas. Mereka biasanya menggunakan perahu yang
dilengkapi dengan peralatan tempur seperti helm yang terbuat dari logam
dan kulit yang memiliki pelindung mata, spatu kulit yang tinggi,
tameng (perisai) serta senjata berupa pedang, tombak dan kapak.
Bangsa Viking berasal dari Skandinavia, suatu daerah yang beriklim dingin. Walau orang mengenal mereka dengan sebutan Viking, namun mereka menyebut dirinya Norse atau Norsesman yang artinya manusia-manusia dari Utara. Bangsa Perancis justru menyebut mereka dengan julukan Normandian, sedangkan orang-orang Slavia dan penduduk Rusia menyebutnya Varangia. Padahal, Viking sendiri sebenarnya adalah nama sebuah kota tua yaitu Vik yang sekarang masuk ke dalam wilayah Norwegia.
Pada umumnya mereka menggantungkan hidupnya dari
usaha perdagangan dan pertanian. Suatu saat mereka ini bisa berubah
menjadi sekelompok orang yang bertindak brutal dan sadis dengan
melakukan perampokan dan penjarahan terhadap setiap kapal dagang yang
ada di sekitar wilayah mereka. Tidak jarang mereka juga melakukan
ekspansi jarahannya sampai ke daerah Mediterania.
Perbuatan bangsa Viking yang sering menyerang dan
merampok daerah pesisir pantai Barat Laut Eropa dengan kapal perang
mereka yang panjang, telah menjadi momok yang sangat menakutkan. Mereka
biasanya melakukan serangan secara mendadak dan cepat terhadap berbagai
sasaran yang sudah ditargetkannya, sehingga menimbulkan efek kejut yang
tak terduga serta menimbulkan jejak kehancuran yang luar biasa. Mereka
membunuh apa saja yang bisa dibunuh, tidak peduli wanita, anak-anak
maupun orang tua. Semuanya disikat habis, dihancurkan sehingga
menimbulkan efek psikologis, trauma rasa takut yang luar biasa bagi
siapa saja yang menyaksikan akibat aksi biadab mereka.
Dalam setiap serangan di darat, pasukan Viking
biasanya dipimpin oleh seorang panglima perang yang menggunakan kuda.
Serangan awal dilakukan oleh pasukan khusus bernama berserker,
yaitu sebuah pasukan pengejut yang bisa bergerak dengan cepat dan
brutal. Keperkasaan pasukan Viking yang selalu menang dalam pertempuran
membuat mereka semakin percaya diri dan mabuk dengan kekuasaan. Mereka
terus bergerak dari satu daerah ke daerah lainnya di daratan Eropa. Satu
persatu wilayah Eropa mereka taklukkan. Bahkan dalam catatan sejarah
bangsa Eropa, periode 790 dan 1050 SM dikenal sebagai Era Viking.
B. Asal Mula Nama Persib
Persib sendiri merupakan nama sebuah klub sepakbola
terkenal asal Bandung, Jawa Barat. Kata Persib sendiri merupakan
singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung. Jauh sebelum nama
Persib dikenal, di kota Bandung pada 1923 telah lahir sebuah klub sepak
bola dengan nama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond atau disngkat
BIVB. Klub ini awalnya di pimpin oleh Mr. Syamsudin, lalu dilanjutkan
dengan R. Atot yang merupakan putra dari R. Dewi Sartika.
Sayangnya BIVB tidak berumur panjang, sempat vakum
dan akhirnya menghilang tanpa jejak. Lalu muncul klub sepak bola baru
dengan nama Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National
Voetball Bond (NVB). Pada 14 Maret 1933, Kedua klub itu bersepakat
melakukan merger dan kemudian mendirikan klub baru dengan nama Persatuan
Sepakbola Indonesia Bandung, di singkat Persib. Saat itu terpilih
sebagai Ketua Umum pertamanya adalah Anwar St. Pamoentjak. Beberapa
klub lainnya seperti SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU,
RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi akhirnya turut juga bergabung ke dalam
Persib.
Pada masa penjajahan Jepang, semua kegiatan
persepakbolaan di tanah air yang berada di bawah sebuah organisasi
dilarang dan dibredel keberadaanya. Persib pun termasuk yang terkena
dampaknya, sehingga sempat mengalami masa vakum kembali. Sebagai
gantinya, berdiri perkumpulan olah raga baru bentukan Jepang yang diberi
nama Rengo Tai Iku Kai.
Kemudian setelah Indonesia Merdeka, yaitu pada masa
revolusi fisik, Persib kembali hadir. Namun Persib saat itu tersebar di
berbagai kota di Jawa Barat, seperti di Bandung, Tasikmalaya dan
Sumedang. Bahkan ada juga yang mendirikan Persib di Jogjakarta, yaitu
pada saat prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke Jogjakarta.
Persib kembali berdiri dan eksis pada 1948 atas
upaya dokter Musa, Munadi, H.Alexa dan Rd. Sugeng. Saat itu terpilih
Munadi sebagai ketuanya. Meskipun mendapat tekanan dari Belanda (Tentara
NICA), yang mengupayakan membangkitkan VBBO kembali dengan memakai nama
Indonesia, namun upaya tersebut tidak berhasil. Persib yang semula
sempat terpecah belah akhirnya berhasil disatukan kembali dengan
dilandasi semangat nasionalisme, sehingga di Bandung saat itu cuma ada
satu Persib.
Sejarah mencatat, pada periode 1953-1957, Persib
mulai memiliki sekretariat permanen. Wali Kota Bandung saat itu, R.
Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Kemudian atas upaya R.
Soendoro, sekretariat Persib dipindahkan ke Jalan Gurame sampai
sekarang.
Sebagai salah satu klub sepak bola terbaik di tanah
air, Persib cukup berperan dalam menyumbang tim nasional kita, baik di
tingkat yunior maupun senior. Tercatat beberapa nama pemain Persib yang
pernah memperkuat tim nasional, seperti : Yusuf Bachtiar, Robby Darwis,
Risnandar Soendoro, Dadang Kurnia, Nandar Iskandar, Heri Kiswanto, Adeng
Hudaya, Ajat Sudrajat, Budiman, Nur’alim, Yaris Riyadi sampai
generasi Erik Setiawan dan Eka Ramdani. Hingga sekarang Persib Bandung
merupakan klub sepak bola kebanggaan Indonesia yang sudah menjadi aset
nasional.
C. Sejarah Berdirinya Viking Persib Club (VPC)
Viking Persib Club (VPC) resmi didirikan pada 17
Juni 1993 di Kota Bandung. Pada saat itu timbul gagasan dari Ayi Beutik
untuk mempersatukan para bobotoh Persib yang biasa menonton di tribun
Selatan ke dalam sebuah organisasi yang solid. Lantas dia mengundang
beberapa tokoh bobotoh dari berbagai tempat, yaitu Heri dari Cibangkong,
Haris dari Pasundan dan dua orang lagi yaitu …. dan …..dari Bandung
untuk berkumpul dikediamannya di daerah Pasir Luyu. Mereka berembuk
untuk menyatukan diri dalam sebuah wadah yang disebut Viking Persib Club
(VPC) atau biasa disebut Viking saja.
Jatuhnya pilihan nama Viking bukan tanpa alasan.
Viking merupakan nama legendaris dari sebuah bangsa yang terkenal kuat,
buas, berani, pantang menyerah, penuh percaya diri, berjiwa penakluk dan
suka menyerang. Mungkin para pendiri VPC ingin memberikan ruh kepada
para bobotoh agar selalu tampil mendukung tim favoritnya, layaknya
pasukan Viking yang melegenda tersebut (baca : Asal Mula Nama Viking).
Oleh sebab itu para bobotoh selalu menyematkan slogan mereka yang
terkenal “Persib Sang Penakluk” pada setiap atribut yang mereka miliki.
Pada awalnya, jumlah anggota Viking itu cuma
sedikit yaitu sekitar 50 orang. Meskipun jumlahnya sedikit namun
gaungnya luar biasa. Mereka adalah sekumpulan fans fanatik Persib yang
bisa dibilang beraliran keras. Jika ada wasit yang mereka rasakan
bertindak tidak adil, mereka langsung berteriak dan turun ke lapangan.
Mereka tidak gentar meskipun dihalangi oleh aparat keamanan. Oleh sebab
itu tidak heran bila mereka sering bentrok dengan polisi atau tentara,
bahkan sampai sampai terlibat perkelahian.
Tindakan berani dan sedikit radikal para bobotoh
ini lama-lama menarik perhatian banyak pihak. Satu persatu bobotoh
lainnya ikut bergabung ke Viking. Semakin lama semakin banyak anggotanya
dan terus cepat menyebar bagaikan virus, hingga akhirnya anggotanya
mencapai puluhan ribu orang.
Dulu, salah satu persyaratan untuk menjadi anggota
VPC adalah harus berkelahi. Misalnya para calon anggota Viking sedang
bertandang ke Jakarta untuk menonton pertandingan sepak bola. Maka
sesampainya di stadion Lebak Bulus, calon anggota baru tersebut harus
mencari alasan untuk berkelahi dengan suporter lawan. Bahkan kalau bisa
sampai lawannya pingsan. Efeknya ternyata dahsyat. Banyak anak muda yang
tertarik, terutama dari aliran garis keras, sehingga anggotanya
berkembang pesat.
Kini persyaratannya sudah berubah, tidak radikal
seperti dulu karena banyak juga kaum wanita dan anak kecil yang masuk
jadi anggota. Kalau mau jadi anggota VPC, syaratnya harus pernah nonton
dulu ke lawan, misalnya nonton ke Tanggerang, baru boleh mendapatkan
kartu anggota.
Menurut Ayi, secara formal sebenarnya VPC tidak
memiliki badan hukum, namun secara de fakto, keberadaanya diakui. Bahkan
struktur organisasi, AD/ART atau aturan tata tertibnya di VPC tidak
jelas, atau boleh dibilang organisasinya gaya koboi. Aturan yang ada
cukup sederhana. Kalau ada anggota yang berbuat macam-macam, pukul saja,
beres urusan.
Seperti yang dikutip dari situs http://kaskus.co.id,
saat ini jumlah suporter Persib merupakan yang terbesar di Indonesia.
Jumlah anggota Viking ini juga menempati urutan ke 10 terbanyak di dunia
dan terbesar se Asia, mengalahkan jumlah suporter Ultras Samurai Biru
(Gamba Osaka) dan Urawa Reds dari Jepang.
D. Persib Musuh Bebuyutan Persija
Semua orang tahu kalau hubungan antara suporter
Persib dan Persija tidak akur. Entah sudah berapa kali duanya bentrok,
adu fisik yang sempat menimbulkan banyak korban. Bahkan mantan Gubernur
DKI Sutiyoso pernah bermaksud mendamaikan perseteruan kedua kubu
tersebut, namun upayanya itu tidak juga berhasil.
Menurut informasi yang bersumber dari situs http://dimastereo.blogspot.com,
perseteruan antara bobotoh Persib dan Jackmania sudah berlangsung sejak
tahun 2000, tepat disaat Liga Indonesia 6 berlangsung. Pada putaran
pertama pertandingan, terdapat sekitar 6 buah bis suporter Persib datang
ke Lebak Bulus yang masuk ke Tribun Timur. Saat itu bobotoh Persib yang
bertandang terdiri dari beberapa komunitas, seperti : Balad Persib,
Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking, dan lain-lain.
Pada masa itu komunitas yang paling banyak
anggotanya adalah Balad Persib. Meskipun situasi saat itu terbilang
cukup panas dan hampir terjadi bentrokan dengan Jackmania, namun
akhirnya bisa diredam. Bahkan antara bobotoh Persib dan Jackmania saling
berjabat tangan.
Usai pertandingan, rombongan bobotoh Persib
didampingi Jackmania menuju bus sambil bersama-sama menyanyikan lagu
“Halo Halo Bandung”. Penerimaan Jackmania yang begitu bersahabat
tersebut membuat bobotoh bermaksud membalasnya dengan mengundang mereka
datang ke Bandung saat putaran 2.
Pembicaraan kedua perwakilan suporter berlangsung
lancar lantaran salah seorang Pengurus Jackmania yang bernama Erwan
rajin ke Bandung. Kebetulan Erwan punya usaha membuat kaos dan
memesannya di Bandung. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik sangat dekat
sekali. Bahkan kabarnya Erwan yang saat itu masih membujang tertarik
dengan adik perempuan Ayi Beutik. Oleh sebab kedekatan keduanya itulah,
maka Ayi sebagai Panglima Viking mengundang Jackmania hadir ke Bandung
melalui Erwan.
Tawaran Viking ternyata disambut baik oleh
Jackmania. Mereka bermaksud hadir ke Bandung ketika tejadi partai
tandang antara Persib dan Persija. Lalu Jackmania membentuk kepanitiaan
dan mengutus Sekretaris Umum dan Bendahara Umum Jakmania yang saat itu
dijabat oleh Faisal dan Danang. Mereka berdua bertugas membahas masalah
tiket hingga tribun Jackmania dengan Panpel Persib.
Setelah mendengar berita itu, para bobotoh rapat
dibawah pimpinan sang Panglima Viking, Ayi Beutik. Pada saat itu para
bobotoh mempertanyakan tindakan apa yang harus diambil oleh mereka
ketika para Jackmania datang. Pada saat itu Ayi Beutik mengatakan agar
para bobotoh memperingatkan Jackmania agar jangan macam-macam (bikin
ulah). Kalau bikin ulah, pukul saja.
Kronologis seperti ini. Saat pelaksanaan, ternyata
Jackmania yang datang membludak. Dalam pembicaraan semula, jumlah
Jackmania yang akan hadir berjumlah 400 orang, namun kenyataannya
berkembang menjadi 1000 orang. Tentu saja hal ini membuat panitia
Jackmania yang belum berpengalaman mengkoordinasikan anggotanya untuk
nonton tandang menjadi kewalahan. Akibatnya jam keberangkatan mereka pun
sempat tertunda dan baru bisa berangkat ke Bandung jam 12 siang.
Saat itu rombongan Jackmania terpecah menjadi 3
rombongan. Bis pertama berangkat terlebih dahulu karena mau ganti ban,
lalu disusul rombongan kedua berjumlah 4 bis dan rombongan terakhir juga
memakai 4 bis tambahan. Panitia masih ragu apakah semua Jackmania akan
mendapatkan tiket, sebab sesuai dengan kesepakatan awal, jumlah yang
berhak mendapatkan tiket dan sudah disetujui Panpel Persib cuma 400
orang. Lalu bagaimana dengan sisanya ?
Bis pertama datang lebih dulu di Stadion Siliwangi.
Kedatangan Jackmania disambut baik oleh Viking dan langsung
mempersilahkan mereka masuk ke stadion. Padahal waktu itu mereka belum
membawa tiket. Sementara itu diluar stadion, bobotoh persib yang hadir
semakin banyak. Sebagian oknum bobotoh ada yang mendatangi Jackmania
dengan prilaku yang kurang simpatik. Mereka malah langsung memukul
anggota Jackmania yang datang. Mereka salah mengartikan perintah
Panglima Viking. Suasana akhirnya menjadi kacau. Ayi sangat menyesalkan
kejadian ini yang akhirnya menyeret kedua suporter ke dalam perseteruan
yang berkepanjangan.
Melihat situasi yang kurang kondusif, Viking
meminta agar rombongan Jackmania yang sudah terlanjur masuk ke dalam
stadion untuk keluar dulu, sambil menunggu rombongan Jackmania lainnya.
Mereka menuruti kemauan Viking. Namun diluar stadion terjadi peristiwa
yang tidak diinginkan. Beberapa orang anggota Jackmania mendapat
perlakuan kasar dari bobotoh Persib, yaitu dipukul menggunakan kayu.
Salah seorang diantaranya sempat jatuh tersungkur berlumuran darah yang
keluar dari kepalanya.
Situasi di Stadion Siliwangi saat itu semakin
panas. Guna meredam situasi, rombongan Jakmania kembali diungsikan
menjauh dari stadion. Perwakilan Viking berinisiatif mengajak rombongan
pertama Jackmania tersebut agar bergabung dengan rombongan lainnya yang
lebih banyak jumlahnya, sambil meminta maaf terhadap kejadian tersebut.
Mereka marah dan tidak bisa menerima perlakuan bobotoh Persib terhadap
rekan mereka. Bahkan untuk berjabat tangan pun mereka tidak mau
menerimanya.
Akibat kejadian pemukulan yang dilakukan oknum
bobotoh Persib, Jackmania mengurungkan niatnya menonton pertandingan
laga tandang tim kesayangannya dan bermaksud kembali ke Jakarta. Saat
rombongan mereka akan keluar Stadion Siliwangi, terjadi lagi serangan
yang dilakukan sebagian oknum bobotoh Persib yang berada di luar
stadion. Keributan pun sempat terjadi yang menyulut api dendam yang
berkepanjangan.
Sejak kejadian tersebut menimbulkan luka di hati
Jackmania. Mereka tampaknya merasa dendam terhadap perlakuan anggota
Viking. Ketika bobotoh ke Jakarta untuk menonton pertandingan PSSI
melawan Irak, giliran bobotoh yang dipukulin Jackmania. Perselisihan pun
akhirnya semakin tajam diantara kedua suporter.
Puncak kejadian berikutnya adalah aksi balas dendam
yang dilakukan Jackmania terhadap Viking. Kejadiannya bermula saat ada
acara “Kuis Siapa Berani” di Stasiun TV Indosiar. Saat itu kedua kubu
diundang untuk mengisi acara tersebut. Pada saat acara berlangsung,
sebenarnya berlangsung sukses dan tidak terjadi apa-apa. Kebetulan acara
tersebut dimenangkan oleh Tim Viking.
Entah bagaimana asal muasalnya, salah seorang
bobotoh Persib mengejek tim Jackmania dengan kata-kata “Jakarta Banjir”
yang membuat mereka tersinggung sehingga memancing keributan.
Dalam waktu singkat banyak suporter Jackmania yang
datang ke lokasi kejadian. Mereka bermaksud menyerang para bobotoh.
Suasana semakin tidak terkendali yang membuat Polisi akhirnya
mengungsikan rombongan Viking.
Apa yang sudah dilakukan aparat keamanan ternyata
sia-sia. Ketika rombongan Viking bermaksud kembali ke Bandung,
terjadilah penghadangan oleh Jackmania di pintu tol Kebun Jeruk.
Perkelahian tidak seimbang tidak bisa terelakkan lagi, antara rombongan
Viking yang sedikit dengan rombongan Jackmania yang berjumlah banyak.
Tak ayal lagi Viking menjadi bulan-bulanan Jackmania.
Sejak kejadian tersebut nama Jackmania ikut
tercoreng. Media menuding Jackmania tidak menerima kekalahan mereka
sehingga menyerang Viking. Masyarakat Bandung pun ramai-ramai ikut
menghujat yang membuat perseteruan semakin kental. Kedua kubu semakin
menanamkan kebencian terhadap lawannya kepada anggota baru komunitas
mereka. Misalnya dengan membuat kaos dan lagu yang bersifat menghujat.
Sampai sekarang permusuhan bobotoh dan Jackmania
belum berakhir, bahkan justru semakin seru. Hal ini dipicu dengan adanya
dukungan Bonek, sebutan suporter sepak bola asal Kota Surabaya. Tidak
mau kalah, Jackmania juga bergabung dengan Aremania yang notabene adalah
musuhnya Bonek. Kini semakin lengkaplah cerita kedua suporter itu dalam
perseteruannya.
E. Bisnis yang Dikelola Viking Persip Club (VPC)
Sejak Ayi Beutik menjadi Panglima Viking dan Heru
Djoko menjabat sebagai Ketua Umum Viking, keberadaan VPC semakin solid.
Keduanya kompak dalam membangun suporter Persib yang kuat dan disegani.
Mereka berdua memiliki banyak andil dan jasanya dalam membesarkan
Viking. Mereka bisa saling mengisi satu sama lainnya. Disamping nama
kedua dedengkot Viking tersebut, ada juga nama lain yang turut berjasa,
seperti Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule dan Aris Primat.
Heru Djoko merupakan Ketua Viking yang cerdas dan
cukup jeli dalam melihat peluang bisnis. Dia mengajarkan kepada para
bobotoh bagaimana cara berbisnis untuk Viking. Tidak sedikit pula para
pengusaha yang tertarik menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.
Namun Heru dan Ayi tidak serta merta langsung menyetujuinya. Mereka
berdua benar-benar selektif dalam menjaring pengusaha yang akan menjadi
mitra bisnisnya.
Salah satu cara yang dilakukan Heru dan pengurus
lainnya dalam mencari peluang bisnis yang tepat adalah dengan melakukan
riset kecil-kecilan. Mereka menyebar angket kepada para bobotoh yang
isinya berupa pertanyaan seputar kebutuhan para anggotanya. Hasilnya
berupa sekumpulan daftar kebutuhan bobotoh seperti kaos anggota, kemeja,
syal, topi, pin dan sebagainya. Hal ini tentu membuka peluang usaha
yang jelas dengan market yang jelas pula. Adanya kegiatan ini bisnis ini
bisa menyebabkan masuknya income buat pribadi bobotoh yang ikut
menjalankan bisnis ini maupun buat organisasi VPC itu sendiri.
Secara umum terdapat tiga jenis usaha yang saat ini dikembangkan oleh VPC, yaitu :
1. Viking Original Fanshop
Konsepnya persis seperti cloting pada
umumnya, namun perbedaanya terdapat pada antribut-atributnya yang sangat
kental berbau Persib. Barang yang dijual seperti marchandise ataupun
souvenir Viking dan Persib yang resmi dekelola oleh VPC.
Usaha dibidang ini terletak di Jalan Banda, tidak
jauh dari Stadion Siliwangi Bandung dan Wisma Darma Bakti, tempat
menginap para emain Persib. Produk yang dijual tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan para anggota Viking, namun juga terbuka untuk umum.
2. Viking Recorder
Kota Bandung sudah dikenal luas memiliki banyak
budayawan, seniman dan musisi ternama. VPC merasa tertantang untuk
menciptakan kreativitas baru yaitu pembuatan CD Viking kompilasi persib.
Dalam CD ini terdapat lagu-lagu yang sengaja dibuat oleh para musisi
kota Bandung sebagai wujud kecintaannya terhadap Persib.
Pada 2002 dan 2004, VPC telah melahirkan album
kompilasi yang berisi lagu-lagu bertema Persib. Lagu-lagu tersebut
dimainkan oleh penyanyi dan Band ternama asal Kota Bandung, seperti Pas
Band, Mocca, Serius, Kang Ibing, dan Doel Sumbang. Kontribusi mereka
sangat berarti bagi kemajuan VPC dan Persib Maung Bandung.
Berdasarkan data penjualan, ternyata album Viking
Kompilasi 1 sudah terjual sekitar 30.000 kopi. Bahkan konon kabarnya
masih dirilis ulang dengan kemasan baru, sesuai permintaan pasar.
Sedangkan album Viking Kompilasi 2, angka penjualannya mencapai 20.000
kopi. Berikutnya direncanakan Viking akan membuat album ketiga yang
lebih baik dari album-album sebelumnya.
3. Suporter Tour Company
Usaha ini masuk dalam sektor jasa, yaitu melayani
bagi siapa saja yang bermaksud menyaksikan laga Persib diluar kota
dengan nyaman dan aman. VPC menyediakan pelayanan pembelian tiket,
sarana akomodasi dan transportasi yang diberi nama Viking Suporter Tour
Company. Jenis usaha ini hampir sama dengan bisnis Tour dan Travel yang
dikelola oleh sarjana lulusan akademi perhotelan.
Anggota Viking yang ikut dalam rombongan Suporter
Tour Company, selain menonton laga Persib, juga diajak jalan-jalan
mengunjungi tempat-tempat wisata yang terdapat di daerah tersebut.
F. Kembalinya “Panglima Viking” ke Pangkuan-Nya
Nasib, umur dan jodoh, kata orang semuanya ada
ditangan Tuhan. Siapa sangka kalau kepergian Ayi Beutik, Sang Panglima
Viking dari Timur dirasakan begitu cepat. Ternyata Allah SWT sudah
menetapkan takdirNya agar Bapak para bobotoh Persib ini kembali ke
PangkuanNya. Tepat pada Sabtu (9/8/2014) sekitar pukul 13.00 WIB, Ayi
Beutik menutup mata selama-lamanya di Rumah Sakit Advent Bandung.
Kepergian Ayi menghadap Sang Khalik bermula saat
dirinya mengalami kecelakaan tunggal di daerah Dago pada Kamis, 24 Juli
2014 yang lalu. Saat itu sepeda motor yang dikendarainya terjatuh yang
menyebabkan dirinya sempat tidak sadarkan diri dan harus dirawat secara
itensif di Rumah Sakit Advent, Jalan Cihampelas, Kota Bandung. Ayi
meninggal setelah sebelumnya sempat di operasi dua kali karena mengalami
penipisan bantalan tulang punggung.
Sejak kepergian Ayi yang meninggalkan kesedihan
mendalam bagi keluarganya, ribuan ucapan belangsungkawa berdatangan,
termasuk diantaranya dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota
Bandung Ridwan Kamil, Para pemain Persib, Official Persib dan para tokoh
masyarkat lainnya.
Almarhum Ayi Beutik sempat disemayamkan di rumah
duka yang terletak di kawasan Kompleks Griya Bandung Asri Amerta.
Akhirnya Panglima Viking dari Timur ini dikebumikan di pemakaman
keluarga di daerah Banjaran, Kabupaten Bandung. Selamat jalan Mang Ayi,
semua bobotoh kehilanganmu
G. Pandangan Terhadap Kepergian Panglima Viking
1. General Coordinator Panpel Persib, Budi Bram, saat diwawancara oleh PRFM, Sabtu (9/8/2014) : ”Beliau
tak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan jabatan dan kedudukan.
Bagi mang Ayi semua orang sama saja dan dia selalu menganggap teman pada
siapapun“.
Menurut Budi, Mang Ayi (panggilan akrab Ayi
Beutik) merupakan orang yang egaliter. Terbukti selama masa perawatan di
Rumah Sakit sampai ajalnya dijemput, orang yang membesuknya datang
silih berganti.
“Mang Ayi bukan hanya milik Bobotoh,
Viking, tetapi milik seluruh kalangan. Disamping itu, sifat Mang Ayi
yang tulus dan total mendukung Persib tak dapat dilukiskan,” katanya dengan haru.
Budi yang sudah menganggap Ayi bagai saudaranya sendiri itu menambahkan, “Pribadinya
yang unik dan luar biasa membuat mang Ayi amat dikenang dan membekas
dalam ingatan. Konsistensi juga konsekuen terhadap pilihan tentu membuat
kagum saya beserta teman-teman“.
2. Heru Djoko, Ketua Umum Viking saat diwawancari http://Okezone.com mengatakan bahwa Ayi Beutik dimatanya dikenal sebagai sosok yang idealis dan mempunyai tempat tersendiri di hati para bobotoh.
3. Tatan, Striker Persib yang juga mantan pemain Persikab Kabupaten Bandung, seperti dikutip dari situs http://goal.com menilai dedikasi Ayi Beutik kepada klub Maung Bandung itu selama ini tak ternilai.
“Peran Bobotoh seperti Ayi Beutik cukup memengaruhi pemain, karena tanpa suporter, ibarat sayur tanpa garam, buat motivasi,” katanya menambahkan.
4. Manajer Persib, Umuh Muhtar, seperti dilansir dalam situs http://tempo.co (Sabtu, 9/8/2014) mengatakan, “Ayi sosok yang berani, bisa dipercaya, dan tulus. Dia tidak hitungan menyediakan waktu. Kami sangat kehilangan dan berduka.“
5. Kapten Tim Persib, Atep, dalam liputan Http://berisatu.com
(Sabtu, 9/8/2014) menyatakan kehilangan sosok yang selama ini menjadi
bagian penting dari dinamika suporter tim Persib itu. Dia mengatakan, “Ia sosok bobotoh sejati dengan komitmen kuat bagi Persib, kami sangat kehilangan”.
Sementara itu dalam situs http://simomot.com,
Kaptem Tim Persib tersebut menambahkan, “Yang pasti beliau berani,
tegas dalam memimpin, dan nyentrik. Saya mengenal Mang Ayi cukup lama
sekali. Ketika Mang Ayi berada di pinggir lapangan, (pemain) selalu
merasa tenang, (Ayi) selalu membakar semangat (pemain)”.
6. Istri Ayi Beutik, Mia
Dasmawati berpendapat kalau almarhum suaminya dikenalnya sebagai sosok
kepala rumah tangga yang bertanggungjawab dan memiliki sifat humoris.
Bahkan pada Jumat (8/8/2014) malam, pasangan hidupnya itu sempat
bercanda dengannya meski dalam keadaan tergolek lemas.
“Semalam masih ingat, masih sempat bercanda sama saya,” ucap Mia kepada http://Okezone.com.
Menurut Mia, sebelum meninggal dunia, Ayi
bermaksud ingin bertemu dengan pemain Persib. Sayangnya keinginan itu
terwujud setelah Panglima Viking tersebut terbujur kaku.
7. Dirijen Viking, Yana Umar, merasa sangat kehilangan sosok yang selama ini melindunginya, seperti ditulis dalam situs http://simomot.com.
Kepergian Ayi jelas cepat dan membuatnya sedih. Apalagi Ayi adalah
sahabatnya sejak kecil dan hubungannya begitu dekat, layaknya
bersaudara.
“Dari kecil satu RT, teman main dari
kecil. Mang Ayi sudah seperti kakak bagi saya. Walaupun dia suka
bercanda, tapi suka memberikan motivasi,” ungkap Yana dengan nada sedih.
8. Gubernur Jawa Barat, Ahmad
Heryawan (Aher), yang ikut melayat ke rumah duka di kawasan Pasirluyu,
Kota Bandung, Sabtu (9/8/2014) petang, mengaku sudah cukup lama mengenal
sosok Ayi yaitu sejak 2008. Ia pun cukup mengenal Ayi dan menganggapnya
sebagai sahabat.
“Saya memandang beliau lebih seorang sahabat, saya pernah ke rumahnya, ke kampung halamannya,” ujar Aher.
Aher menilai sosok Ayi Beutik termasuk orang
yang sangat konsisten, terutama dalam mendedikasikan seluruh hidupnya
untuk tim kesayangannya, Persib Bandung. Berkat tindakannya, Persib
semakin dicintai masyarakat. Dia mengenal Ayi sebagai sosok pemersatu
beberapa kelompok bobotoh yang sebelumnya memiliki berbagai kelompok
bobotoh dan sering saling bersinggungan.
BERITA DUKA - Panglima Viking Ayi Beutik Meninggal Dunia
Sekretaris Jenderal Viking Persib Club, Budi Bram Rahman memastikan kebenaran kabar kematian Panglima Viking Ayi Beutik.
"Beliau meninggal hari ini pukul 13.00 di ICU RS Advent," kata Bram di RS Advent, Sabtu (9/8/2014).
Perwakilan organisasi, ia mengatakan meminta dimaafkan segala kesalahan dan segala amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan yang maha kuasa.
"Untuk teman-teman, mohon diikhlaskan teman kita Mang Ayi. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujarnya.
Sementara itu, Ayi sendiri akan dimakamkan hari ini di makam keluarga di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Sebelum dimakamkan, Ayi akan dibawa ke rumah mendiang orang tua di Gang Nata Jalan Ancol Karapitan lalu dibawa ke rumahnya di Komplek Griya Bandung Indah (GBA).
"Almarhum meninggalkan satu istri dan dua orang anak. Kami sangat merasa kehilangan," ujar salah seorang saudara Ayi Beutik. (men)
Sosok Ayi Beutik di Mata Atep, Istri, dan Sahabat
Gelandang Persib Bandung, Atep, punya penilaian khusus terhadap sosok
almarhum Ayi Beutik sebagai panglima Viking Persib Fans Club. Ia
mengenal Ayi sebagai pembakar semangat pemain 'Maung Bandung' saat
bertarung di lapangan.
"Yang pasti beliau berani, tegas dalam memimpin, dan nyentrik. Saya mengenal Mang Ayi cukup lama sekali. Ketika Mang Ayi berada di pinggir lapangan, (pemain) selalu merasa tenang, (Ayi) selalu membakar semangat (pemain)," ujar Atep, Sabtu (9/8/2014).
Sepeninggal Ayi, ia berharap hal itu makin membuat para pemain Persib untuk makin berprestasi. Apalagi berkat sentuhan Ayi, tidak bisa dipungkiri dukungan bobotoh bagi Persib kini menadi luar biasa.
"Mudah-mudahan ini makin membakar semangat untuk memberikan yang terbaik," ungkapnya.
Sementara di mata istri Ayi Beutik, Mia Dasmawati, Ayi dikenal sebagai sosok humoris. Bahkan pada Jumat (8/8/2014) malam, Ayi sempat bercanda dengannya meski dalam keadaan tergolek lemas.
"Semalam masih ingat, masih sempat bercanda sama saya," ucapnya.
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, menurutnya Ayi punya keinginan khusus. Ia ingin bertemu dengan pemain Persib. Tapi hal itu baru tercapai setelah Ayi terbujur kaku.
Sementara bagi Dirijen Viking, Yana Umar, kepergian Ayi jelas begitu menyesakkan. Apalagi Ayi merupakan sahabatnya sejak kecil.
"Dari kecil satu RT, teman main dari kecil. Mang Ayi sudah seperti kakak bagi saya. Walaupun dia suka bercanda, tapi suka memberikan motivasi," pungkas Yana.
Saat ini, jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka. Minggu (10/8/2014) pagi, rencananya Ayi akan dimakamkan di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung. Keberangkatan Ayi rencananya akan diantar oleh para bobotoh.
"Yang pasti beliau berani, tegas dalam memimpin, dan nyentrik. Saya mengenal Mang Ayi cukup lama sekali. Ketika Mang Ayi berada di pinggir lapangan, (pemain) selalu merasa tenang, (Ayi) selalu membakar semangat (pemain)," ujar Atep, Sabtu (9/8/2014).
Sepeninggal Ayi, ia berharap hal itu makin membuat para pemain Persib untuk makin berprestasi. Apalagi berkat sentuhan Ayi, tidak bisa dipungkiri dukungan bobotoh bagi Persib kini menadi luar biasa.
"Mudah-mudahan ini makin membakar semangat untuk memberikan yang terbaik," ungkapnya.
Sementara di mata istri Ayi Beutik, Mia Dasmawati, Ayi dikenal sebagai sosok humoris. Bahkan pada Jumat (8/8/2014) malam, Ayi sempat bercanda dengannya meski dalam keadaan tergolek lemas.
"Semalam masih ingat, masih sempat bercanda sama saya," ucapnya.
Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, menurutnya Ayi punya keinginan khusus. Ia ingin bertemu dengan pemain Persib. Tapi hal itu baru tercapai setelah Ayi terbujur kaku.
Sementara bagi Dirijen Viking, Yana Umar, kepergian Ayi jelas begitu menyesakkan. Apalagi Ayi merupakan sahabatnya sejak kecil.
"Dari kecil satu RT, teman main dari kecil. Mang Ayi sudah seperti kakak bagi saya. Walaupun dia suka bercanda, tapi suka memberikan motivasi," pungkas Yana.
Saat ini, jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka. Minggu (10/8/2014) pagi, rencananya Ayi akan dimakamkan di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung. Keberangkatan Ayi rencananya akan diantar oleh para bobotoh.
Langganan:
Postingan (Atom)